Share It

Wednesday, May 25, 2011

Bronchitis (Paru-paru Basah) & Bronchiolitis


Bronchitis akut – atau yang dikenal juga dengan Paru-paru Basah – merupakan gangguan kesehatan yang terjadi ketika saluran bronchial dalam paru-paru terendam dengan air. Saluran bronchial ini kemudian akan membengkak dan memproduksi lendir, yang menyebabkan timbulnya batuk-batuk.


Penyakit ini sering timbul setelah adanya infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), seperti pilek. Sebagian besar gejala bronchitis akut seperti sakit di dada, sesak napas, dll biasanya bertahan hingga 2 minggu, namun batuknya bisa terus bertahan hingga 8 minggu pada kasus tertentu.


bronchitis and bronchiolitis
Bronchitis kronis bisa berlangsung dalam jangka waktu yang panjang dan biasanya menyerang para perokok. Orang yang menderita bronchitis biasanya akan terus batuk berdahak selama 3 bulan tiap tahunnya, selama 2 tahun berturut-turut. Jika Anda atau keluarga Anda pernah didiagnosa dengan penyakit ini, maka sebaiknya Anda mengunjungi dokter spesialis untuk diperiksa lebih lanjut.

Jenis infeksi paru-paru lainnya yang harus diketahui oleh para prang tua adalah Bronchiolitis. Bayi bisa diserang penyakit bronchiolitis (infeksi yang disebabkan oleh virus) yang bisa menghalangi saluran pernapasannya sehingga perlu dirawat.
Penyebab Bronchitis

Beberapa jenis virus, diantaranya: Respiratory Syncytial Virus (RSV), Adenovirus, Influenza dan Parainfluenza
Bakteri, pada kasus yang jarang ditemui
Polutan (bahan kimia yang terkandung dalam udara)

Tanda-tanda dan Gejala Bronchitis

Batuk berdahak (pada hari-hari pertama mungkin batuk kering)
Rasa sakit di dada
Rasa lelah
Sakit kepala ringan
Sakit-sakit pada badan
Demam
Mata berair
Sakit tenggorokan

Periksakan ke Dokter jika Anak Anda Memiliki:

Panas tinggi
Demam dan batuk dengan dahak yang sangat kental atau bahkan mengandung darah
Masalah kronis pada jantung atau paru-parunya
Sesak napas, atau napasnya pendek-pendek
Gejala-gejala bronchitis di atas lebih dari 3 minggu
Selalu terjangkit bronchitis/bronchiolitis

Jika Anda memiliki bayi yang kurang dari 3 bulan dan terkenan demam, sangatlah bijaksana untuk memeriksakannya ke dokter.

Nantinya dokter Andalah yang akan menentukan apakah si kecil terkena bronchitis akut, kronis, bronchiolitis, atau mungkin infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) lainnya. Setelah itulah perawatan yang tepat akan dapat ditentukan.
Kapan Antibiotik Diperlukan?

Untuk kasus bronchitis, antibiotik akan sangat jarang diperlukan, karena bronchitis akut dan bronchiolitis hampir selalu disebabkan oleh virus. Adapun bronchitis kronis memerlukan terapi yang lebih intensif daripada sekedar konsumsi antibiotik.

Walaupun demikian, jika anak Anda didiagnosa dengan penyakit ISPA lainnya seperti Pneumonia atau Pertussis, mungkin dokter Anda akan merespkan antibiotik.

Antibiotik tidak akan membantu untuk bronchitis yang disebabkan oleh virus atau polusi udara (seperti asap rokok). Ingat, meminum antibiotik ketika tidak diperlukan justru akan sangat berbahaya bagi kesehatan Anda dan keluarga.
Bagaimana Mencegah Bronchitis Akut?

Hindari merokok, terutama berbagi sebatang rokok dengan banyak orang
Jaga higienitas tangan
Imunisasi

Bronchiolitis

Bronchiolitis biasanya menyerang anak dibawah usia 2 tahun, terutama bayi berusia 3-6 bulan. Penyebab utamanya adalah Respiratory Syncytial Virus (RSV) dan terkadang bisa juga disebabkan oleh virus seperti Adenovirus, Influenza dan Parainfluenza.

Virus ini bisa berpindah dari satu orang ke orang lain, baik melalui kontak langsung dengan cairan hidung, maupun melalui udara yang terpolusi. Walaupun RSV hanya akan menimbulkan gangguan ringan pada orang dewasa, namun tidak demikian pada bayi lho!
Resiko terkena bronchiolitis akan meningkat jika terdapat faktor-faktor berikut pada bayi:

Sering berada di sekitar perokok
Usia bayi kurang dari 6 bulan
Hidup di lingkungan yang padat penduduk
Kurang konsumsi ASI
Lahir prematur

Gejala Bronchiolitis

Biasanya dimulai dengan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) ringan
Dalam 2-3 hari bisa semakin parah yang disertai batuk berdesis
Napas bayi tersengal-sengal
Bayi terlihat panik dan gelisah
Pada kasus yang parah, bayi akan membiru dan ini merupakan situasi yang gawat
Cuping hidung bayi akan terlihat membesar setiap kali menarik napas
Otot-otot antara tulang rusuk akan tertarik setiap kali menarik napas

Terapi yang Dapat Membantu

Menepuk-nepuk dada bayi
Konsumsi cairan yang cukup, selain ASI, untuk bayi diatas 6 bulan Anda bisa memberikan air jeruk hangat atau jus apel hangat
Menghisap uap air bisa membantu mencairkan dahak kental yang bisa menyebabkan bayi Anda tersedak. Anda bisa menggunakan alat semacam Humidifier untuk ini
Banyak beristirahat
Jangan biarkan orang merokok di dekat bayi Anda

Biasanya gejala ini akan berkurang dalam waktu 1 minggu dan kesulitan bernapas akan berkurang dalam waktu 3 hari. Angka kematian bayi akibat penyakit ini tidak sampai 1 %.
Kapan Anda Sebaiknya Menghubungi Tenaga Medis?

Hubungi tenaga medis jika bayi yang terkena bronchiolitis:

Menjadi lesu
Kulit, kuku, atau bibirnya membiru
Bernapas dengan napas yang sering dan pendek
Terkena pilek yang memburuk tiba-tiba
Kesulitan bernapas
Cuping hidung membesar dan otot rusuknya tertarik setiap bernapas

Fakta Tentang "Kipas Angin Penyebab Anak Kena Paru-Paru Basah"

Tidur dalam udara panas tentu sangat tidak nyaman, apalagi untuk bayi dan anak-anak. Untuk itulah, kini hampir di setiap kamar tidur tersedia penyejuk udara atau kipas angin agar udara lebih nyaman dan segar. Namun, benarkah tidur memakai kipas ataupun AC bisa membuat anak menderita paru-paru basah?

Menurut penjelasan dr I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, SpA, sebenarnya tidak ada istilah medis untuk penyakit paru-paru basah. "Ini sebenarnya adalah penyakit pneumonia atau radang paru-paru. Namun, penyebabnya juga bukan karena tidur dengan kipas atau AC," papar dokter yang akrab disapa dr Tiwi ini.

Pneumonia merupakan penyakit radang paru-paru dan bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia lanjut. Bila pertahanan tubuh sedang rendah, bakteri penyebab pneumonia bisa memperbanyak diri dan menyebabkan penyakit.

Gejala utama pneumonia adalah batuk disertai napas cepat dan sesak napas. Anak dengan kondisi tersebut perlu segera dibawa ke dokter.

Untuk mencegah pneumonia, daya tahan tubuh anak perlu dikuatkan. Bila kondisi tubuh anak terpelihara dengan asupan gizi yang seimbang dan lingkungan bersih, anak akan terhindar dari penyakit ini.

"Boleh saja tidur dengan kipas angin atau AC, tapi sebaiknya jangan langsung diarahkan ke badan anak," saran dr Tiwi. Balita juga perlu mengganti pakaian secara berkala, terutama jika basah oleh keringat dan tidur di ruangan yang dingin.

Demikian juga dengan penjelasan Dr Aditya Suryansyah SpA

Dalam dunia kedokteran tidak dikenal penyakit paru-paru basah. Bila dimaksud paru-paru basah adalah infeksi paru dapat saja terjadi. Jenis penyakit paru dapat berbeda tergantung bakteri, virus atau jamur penyebab dan lokasi paru yang terkena.

Kipas angin dapat mempermudah timbulnya penyakit bila udara terkontaminasi. Tanda-tanda penyakit infeksi paru secara umum, ditemukan demam dan batuk.

source : Suara Media, Tips Bayi



No comments:

Post a Comment

Hemolytic Anemia

http://www.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2168772-hemolytic-anemia